Kamis, 07 April 2011

FDA Menyetujui Stevia, Mengakhiri Era Opresi Terhadap Pemanis Ini

Berita ini diupdate dari versi orisinilnya untuk mengklarifikasi status persetujuan GRAS dari FDA. Pada awalnya, kami melaporkan bahwa FDA telah memberikan persetujuan GRAS bagi stevia. Secara teknis, FDA hanya memberikan surat ‘TIDAK KEBERATAN’ terhadap banyak perusahaan yang setuju dan menggunakan stevia pada produknya.

Dengan kata lain, FDA belum memberikan persetujuan terhadap stevia, namun hanya memberikan pernyataan bahwa tidak keberatan bila ada perusahaan yang menggunakannya dalam produk makanan dan minuman. Hal ini menempatkan stevia di ‘daerah abu-abu’ dan memungkinkan FDA mentargetkan beberapa perusahaan (produsen stevia skala kecil) dan membiarkan perusahaan besar lainnya (seperti Coca-Cola dan Cargill), walaupun mereka menggunakan pemanis stevia yang sama. GRAS = Generally Recognized as Safe – Secara Umum Diketahui Aman (di Amerika Serikat).

Badan Pengelola Obat-Obatan dan Makanan Amerika Serikat (US FDA) telah mengeluarkan surat ‘Tidak Keberatan’ atas penggunaan pemanis alami, nol kalori, yang dulu pernah dicoba untuk dihapuskan dari pasar Amerika Serikat. Menindaklanjuti tekanan politis dari perusahaan produk konsumen besar (Coca-Cola dan Pepsi, yang paling utama), FDA telah mengalah kembali demi kepentingan dari Perusahaan Besar dan melegalkan bahan makanan dan minuman yang dahulu sangat ditentangnya.

Dalam hal ini, walaupun terlihat memihak produsen perusahaan besar, persetujuan atas bahan makanan ini juga menguntungkan konsumen. Mengapa? Karena hal ini akan menggantikan aspartame, pemanis buatan kimiawi yang disinyalir berhubungan dengan banyak gangguan saraf, sakit kepala, gangguan penglihatan dan masalah kesehatan lainnya.

Kebijakan ini akan membuka arus produk dengan bahan pemanis stevia bagi konsumen, yang merupakan berita bagus bagi penderita diabetes atau mereka yang mencari produk pemanis yang lebih sehat dari ekstrak herbal dan bukan bahan kimiawi sintesis.

Saya telah mengumumkan prediksi atas keputusan FDA ini dua minggu sebelumnya dalam sebuah artikel yang memuat tiga puluh satu prediksi untuk tahun 2009 (www.naturalnews.com/024976.html). Persetujuan FDA atas stevia adalah prediksi #8, bagi mereka yang mengikuti. (Yang menarik adalah sedikitnya 2 dari top 13 prediksi untuk tahun 2009, telah terjadi di akhir tahun 2008!)

Kejadian seputar persetujuan FDA atas stevia menunjukkan loyalitas sebenarnya dari badan ini. Ketika stevia mengancam keberadaan dan keuntunga produsen aspartame, stevia secara rutin ditekan oleh badan tersebut. FDA merampas impor stevia di perbatasan, menghancurkan jutaan dollar produk stevia, mengancam perusahaan yang berusaha menjual stevia dengan denda, dan bahkan memerintahkan sebuah perusahaan untuk menghancurkan buku resep yang menyebutkan stevia di resep makanan pencuci mulutnya. Namun sekarang, ketika Coca-Cola dan Pepsi menginginkan stevia untuk disetujui, FDA secara tiba-tiba mengubah sikapnya dan memutuskan untuk melegalkan bahan herbal tersebut.

Sekali lagi, ini merupakan kasus langka, dimana keputusan FDA menguntungkan konsumen, namun keadaan dibalik keputusan tersebut bukanlah didorong oleh kepentingan konsumen. Keputusan tersebut didorong oleh keuntungan perusahaan korporasi.

Sumber : www.bic.web.id

Potensi Stevia Herba di Indonesia

PRESIDEN Susilo Bambang Yudhoyono meminta penelitian dan pengembangan obat herbal terus dilakukan karena dapat memberi sumbangsih bagi bangsa Indonesia dan dunia internasional. Indonesia ditargetkan mencapai swasembada bahan baku obat paling lambat tahun 2011.

”Dijelaskan ada tanaman yang bisa meningkatkan imunitas, kekebalan tubuh. Dikembangkan, apakah bisa menjadi obat untuk AIDS (acquired immune deficiency syndrome) yang juga menyerang kekebalan tubuh,” kata Presiden saat mengunjungi kebun riset Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional Departemen Kesehatan di Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Minggu (8/3).

Menurut Presiden, jika ada tanaman strategis berhasil dikembangkan, harus bisa disambungkan dengan industri. Masyarakat sekitar juga dilibatkan, dituntun para ahli. Apabila ada terobosan, bisa dibuat proyek khusus dengan pendanaan pemerintah.

Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari yang mendampingi Presiden mengutarakan, Indonesia memiliki potensi herbal yang besar karena memiliki kekayaan hayati terbesar kedua di dunia setelah Brasil, bahkan nomor satu untuk kekayaan hayati laut.

”Ini dalam rangka swasembada obat. Mudah-mudahan tahun 2010 atau 2011 itu tercapai. Yang sangat siap artemisinin, obat malaria,” kata Fadilah. Artemisinin dari Artemisia Annua yang metode budi dayanya sudah ditemukan.

Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional juga menemukan sumber pemanis nongula rendah kalori pada tanaman Stevia Rebaudiana. Data Depkes menyebutkan, Indonesia memiliki sekitar 7.000 spesies tanaman obat, 1.000 di antaranya telah digunakan.


Di Indonesia, rantai kegiatan dan perdagangan produk tanaman herbal menyerap tenaga kerja formal hingga 3 juta orang. Nilai perdagangan jamu hingga Rp 4 triliun per tahun. (GAL)
Sumber : http://kesehatan.kompas.com/read/2009/03/10/15513774/Indonesia.Miliki.Potensi.Herbal.Terbesar.Kedua.Setelah.Brazil

Rabu, 21 Juli 2010

Surat untuk Tuhan

Aku tau Kau melihat ku,..
aku tau Kau membaca hati dan respon ku
Aku tau Kau menginginkan ku percaya pada mu
Aku tau Kau mau aku berserah pada MU

Aku tau kegagalan ini adalah rancangan MU (sekalipun tujuan nya aku tidak tahu)
Aku tau kalau Kau sedang menutup pintu ini.
Aku tau kebangkrutan perusahaan ku adalah adalah seizin MU
Aku tau musuh musuh manusia yang membenci kami juga Kau izinkan
Aku tau, Kau mengeraskan hati para Funder kami
Aku tau Kau mengizinkan hasil panen dan penjualan kami merugikan.

Let me guess : Karena Kau mengasihi ku?


Kuatkan lah aku di masa masa gelap dan suram dalam hidup ku ya Tuhan
Kuatkan lah aku di masa masa aku sendiri
Kuatkan lah aku pada saat orang mencibir dan menyumpahi ku
Kuatkan lah aku ya Tuhan, sebab tidak sedikit pun aku mau meragukan cinta Mu pada ku.
Tidak sedikit pun aku tidak percaya pada Mu, pribadi yang sudah mati untuk ku

Sebab bukan kehendak ku, Kehendak Mu jadilah.

Kamis, 06 Mei 2010

Wisdom of the Month

Who God Uses

"God, grant me the Serenity to accept the people I cannot change, the Courage to change the one I can, and the Wisdom to know it's me."

The next time you feel like GOD can't use you, just remember...

Noah was a drunk

Abraham was too old

Isaac was a daydreamer

Jacob was a liar

Leah was ugly

Joseph was abused

Moses had a stuttering problem

Gideon was afraid

Samson had long hair and was a womanizer, Rahab was a prostitute, Jeremiah and Timothy were too young, David had an affair and was a murderer, Elijah was suicidal, Isaiah preached naked, Jonah ran from God, Naomi was a widow, Job went bankrupt, John the Baptist ate bugs, Peter denied Christ, The Disciples fell asleep while praying, Martha worried about everything, The Samaritan woman was divorced, more than once Zaccheus was too small, Paul was too religious, Timothy had an ulcer...AND Lazarus was dead!

No more excuses now. God can use you to your full potential.

Besides you aren't the message, you are just the messenger!


Short thoughts...

* God wants spiritual fruit, not religious nuts.
* Dear God, I have a problem, it's me.
* Growing old is inevitable. Growing UP is optional.
* There is no key to happiness. The door is always open.
* Silence is often misinterpreted but never misquoted.
* Do the math. count your blessings.
* Faith is the ability to not panic.
* Laugh every day, it's like inner jogging.
* If you worry, you didn't pray. If you pray, don't worry.
* As a child of God, prayer is kind of like calling home everyday.
* Blessed are the flexible for they shall not be bent out of shape.
* The most important things in your house are the people.
* When we get tangled up in our problems, be still. God wants us to be still so He can untangle the knot.
* A grudge is a heavy thing to carry.
* He who dies with the most toys is still dead.



Everything I need to know about life, I learned from Noah's Ark.

Everything I need to know about life, I learned from Noah's Ark

One: Don't miss the boat.

Two: Remember that we are all in the same boat.

Three: Plan ahead. It wasn't raining when Noah built the Ark.

Four: Stay fit. When you're 600 years old, someone may ask you to do something really big.

Five: Don't listen to critics; just get on with the job that needs to be done.

Six : Build your future on high ground.

Seven: For safety's sake, travel in pairs.

Eight: Speed isn't always an advantage. The snails were on board with the cheetahs.

Nine: When you're stressed, float a while.

Ten: Remember, the Ark was built by amateurs; the Titanic by professionals.

Eleven: No matter the storm, when you are with God, there's always a rainbow waiting...Pass this along and make someone else smile, too.

May your troubles be less,
may your blessings be more,
and may nothing but happiness
come through your door!

Gibberellic Acid for Fruit Set and Seed Germination


The Germination Process
The first stage of germination consists of ingesting water and an awakening or activation of the germ plasma. Protein components of the cells that were formed as the seed developed, became inactive as it matured. After an uptake of water, the system is reactivated and protein synthesis resumes. Enzymes and hormones appear and begin to digest reserve substances in the storage tissues and to translocate the digested substances in the storage tissues to the growing points of the embryo. The sequence of the metabolic pattern than occurs during germination involves the activation of specific enzymes at the proper time and regulation of their activity.
Control is exercised by four classes of plant hormones: inhibitors such as abscissic acid which block germination; auxins which control root formation and growth; the gibberellins which regulate protein synthesis and stem elongation; and cytokinins that control organ differentiation. Ethylene is also believed to have a control function in some plants. Sometimes the last three controls are used together to crash through dormancy in germinating difficult seed.
Gibberellic Acid
Gibberellic acid (actually a group of related substances called gibberellins) was discovered as a metabolic byproduct of the fungus Gibberella fujikuroi, which causes the stems of growing rice to elongate so rapidly the plant collapsed. Synthetic forms of gibberellic acid are available commercially.
Gibberellic acid (GA) is a very potent hormone whose natural occurrence in plants controls their development. Since GA regulates growth, applications of very low concentrations can have a profound effect. Timing is critical: too much GA may have an opposite effect from that desired; too little may require the plant to be repeatedly treated to sustain desired levels of GA.

Effects of Gibberellic Acid
1. Overcoming dormancy. Treatment with high concentrations of GA is effective in overcoming dormancy and causing rapid germination of seed. Concentrations of about 2 ppm can cause tubers to sprout earlier.
2. Premature flowering. If a plant is sufficiently developed, premature flowering may be induced by direct application of GA to young plants. This action is not sustained and treatment may have to be repeated. Formation of male flowers is generally promoted by concentrations of 10 to 200 ppm., female flowers by concentrations of 200 to 300 ppm. Concentrations of more than 600 ppm markedly suppresses initiation of both male and female flowers.
3. Increased fruit set. When there is difficulty with fruit set because of incomplete pollination, GA may be effectively used to increase fruit set. The resulting fruit maybe partially or entirely seedless. GA has increased the total yield in greenhouse tomato crops both as a result of increased fruit set and more rapid growth of the fruit.
4. Hybridizing. Pollination within self-incompatible clones and between closely related species may some times be forced by the application of GA and cytokinin to the blooms at the time of hand pollination.
5. Increased growth. GA applied near the terminal bud of trees may increase the rate of growth by stimulating more or less constant growth during the season. In a Department of Agriculture experiment, the GA was applied as a 1% paste in a band around the terminal bud of trees. Treatment was repeated three times during the summer. Walnut tee growth was 8.5 ft. for treated trees, 1.5 ft. for untreated trees.
6. Frost protection. Spraying fruit trees at full-blossom or when the blossoms begin to wither can offset the detrimental effects of frost.
7. Root formation. GA inhibits the formation of roots in cuttings.
Recipes

Although GA is not listed as a "poison", the following precautions should be observed: Flush with water any GA that may get into the eye. Avoid skin contact if possible. If skin contact is suspected, wash with soap and water. Do not re-enter an area after spraying until the GA spray is fully dry. Avoid ingestion of GA.
The powder may be dissolved as specified below to give the desired concentration.

Concentration
parts/million GA
mg Water
ml (cup) Purpose
50 125 2400 (10 1/2) Early flowering
200 125 600 (2 1/2) Early flowering
800 125 160 (2/3) Blossom set
2000 125 60 (1/4) Seed germination
1% paste 125 5 ml (1 tsp.) lanolin Growth promoter
________________________________________

Jumat, 30 April 2010

Penyebab Bunga dan Buah Mangga Rontok

Penyebab bunga dan buah mangga rontok

Kerontokan buah mangga yang terjadi selama ini tidak terlepas dari 2 faktor utama yaitu faktor pengaruh luar dan faktor pengaruh dalam. Pengaruh dalam meliputi keseimbangan hara dan hormon dalam tanaman, tingkat kesuburan tepungsari, kemampuan/kekompakan organ reproduksi serta kondisi lain yang mendukung proses perkembangan buah sejak pembuahan sampai perkembangan buah yang optimal untuk dipanen seperti ketersediaan air. Sedangkan faktor luar meliputi : kesuburan tanah, kondisi iklim ( tingginya curah hujan dan besarnya angin) serta serangan hama penyakit.
Secara alami, bunga mangga muncul kurang lebih satu bulan setelah hujan berakhir dan memerlukan waktu sekitar empat bulan untuk dapat dipanen buahnya. Selama masa pembentukan dan perkembangan tersebut, intensitas kerontokan bisa mencapai 99%. Peristiwa ini sangat terkait dengan tekanan oleh berbagai faktor antara lain:
1. Kurangnya unsur hara dan hormon tanaman (auksin dan gliberin) pada saat tanaman memasuki periode reproduksi, menyebabkan tingginya kerontokan buah yang diakibatkan oleh adanya persaingan dalam hara dan hormon tanaman tersebut.
2. Gagalnya persarian dan pembuahan sehingga buah tidak menghasilkan biji yang merupakan pemasok gliberin yang sangat berguna bagi perkembangan buah. Dengan gagalnya pembentukan biji, maka menyebabkan buah rontok.
3. Kurangnya ketersediaan air selama perkembangan buah, sehingga memacu terbentuknya lapisan absisi pada bagian pangkal tangkai buah. Dalam keadaan seperti ini, kondisi buah sangat lemah sehingga dengan sedikit tekanan saja , buah akan mudah rontok.
4. Kondisi lahan yang kurang subur sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan hara tanaman selama periode perkembangan buah
5. Kondisi iklim yang kurang menguntungkan seperti terlalu tingginya curah hujan serta kencangnya angin.
6. Adanya serangan hama dan penyakit terutama yang menyerang buah seperti lalat buah (Dacus sp) dan penggerek (Norda albizonalis) serta Antraknose dan Diplodia. Serangan hama dan penyakit ini juga dipengaruhi oleh kondisi iklim saat itu.

Upaya Pengendalian yang Pernah Dilakukan
Meskipun kerontokan buah mangga ini selalu dialami petani mangga, namun bukan berarti mereka pasrah. Berbagai upaya telah dilakuan baik oleh petani sendiri maupun oleh lembaga peneltiian sebagai langkah dalam mengatasi setidaknya menekan tingkat kerontokan buah mangga agar tidak terlau banyak.
Beberapa penelitian telah dilakukan dalam rangka mengen-dalikan/menekan kerontokan buah mangga. Diantaranya : (1) penggunaan ZPT (bahan aktif 2,4-D) dan pemupukan, 2. penggunaan ZPT (entrel dan atonik) dan penyiraman dan 3. penyiraman. Hasil dari beberapa percobaan menunjukkan hasil yang belum memuaskan. Pada penggunaan ZPT 2,4-D dosis 10 dan 20 ppm dan pemupukan efektif mengurangi bunga gugur. Hasil percobaan lain dengan penggunaan ZPT etrel dan atonik dan penyiraman hanya mampu menekan gugur buah sampai 85%. Dan metode lain yaitu dengan cara penyiraman selama masa repoduksi dua kali seminggu dapat meningkatkan hasil 49%. Sementara itu di pihak petani, pencegahan kerontokan buah mangga dilakukan dengan pengasapan pada kebun mangga menjelang musim mangga berbunga. Secara teori, meng-asap (memberi asap) berarti mening-katkan kandungan gas ethylene yang memang dapat memacu pembungaan mangga, sehingga bunga mangga dapat muncul lebih awal pada kondisi yang lebih aman.

Serangga – serangga yang menyebabkan bunga mangga mengalami kerontokan antara lain, yaitu:
1. Coleoptera;Scarabaidae : Anomala viridis
Anomala pallid
Phyllophaga sp.satu
Phyllophaga sp.dua
2. Hemiptera;Coreidae : Mictis longicornis
Acanthocoris scabrator
3. Homoptera;Jassidae : Idioscopus clypealis
4. Lepidoptera;Noctuidae : Penicillaria jacosatrix
5. Orthoptera;Tettigonidae : Holochlora sp.
;Acrididae : Valanga sp
6. Diptera;Muscidae : Musca domestica
;Calliphoridae : Chryzomya megachephala
;Sarcophagidae : Sarchopaga sp.

Beberapa pengaruh curah hujan yang kurang menguntungkan pada musim bunga adalah:
1. Air hujan akan mencuci butir-butir tepung sari, dan akhirnya tepungsari tersebut jatuh bersama air hujan
2. Hujan yang terlalu lebat biasanya menyebabkan luka pada permukaan tubuh bunga dan bahkan dapat menyebabkan kerontokan bunga
3. Volume curah hujan yang tinggi mengakibatkan udara menjadi lembab, sehingga menimbulkan serangan cendawan atau wereng mangga yang lebih hebat, akhirnya banyak bunga dan buah mangga yang rontok, dan panenpun gagal.
4. Selama hari – hari hujan, serangga penyerbuk tinggal diam, praktis mereka tidak melakukan penyerbukan karena tidak dapat terbang
5. Banyak embun dan kabut dapat menggagalkan pemanenan, karena peristiwa ini juga mengakibatkan banyak bunga dan buah yang rontok seperti pada waktu musim hujan

BUNGA
Bunga rusak dan rontok

Gejala 1 :
Fisik bunga, yaitu tangkai, malai, kelopak, bakal buah, benang sari, atau kuncup bunga, atau gabungan dari beberapa bagian bunga mengalami gangguan. Misalnya, bentuk kelopak yang tidak utuh akibat dimakan atau digerek hama; tangkai, malai, dan kuncup bunga menjadi layu dan kering, serta rusaknya tunas bunga. Lama-kelamaan bunga menjadi layu dan kering. Bila serangan semakin menghebat, bunga akan rontok dan tidak bisa jadi buah.

Tanaman yang diserang :
Mangga, belimbing, jeruk, rambutan, dan apel.

Penyebab :
Beberapa jenis hama yang tergolong bangsa atau ordo kepik dan kutu (Hemiptera), kupu-kupu dan ngengat (Lepidoptera), kumbang (Coleoptera), serta lalat (Diptera). Beberapa contoh hama dari jenis-jenis ini adalah Idiocerus niveosparsus (perusak bunga mangga); Prays nephelomina (penggerek bunga jeruk); Rhynchaenus mangiferae (larvanya merusak bunga mangga); Aphis sp (kutu perusak bunga belimbing); Popillia biguttata (kumbang perusak bunga jeruk); dan Carpolonchae fillers (larva memakan kuncup bunga, bakal buah, atau benangsari jeruk).

Pengendalian :
Dengan penggunaan pestisida kontak.

Gejala 2 :
Terjadi perubahan warns pada permukaan bunga menjadi keputihputihan atau kelabu. Bunga yang diserang menjadi kering, keras, dan berguguran. Bila serangan belum atau kurang hebat, bunga masih dapat meneruskan pertumbuhannya, namun bentuknya menjadi tidak sempurna lagi.

Tanaman yang diserang :
Mangga, apel, rambutan, murbei, dan jeruk.

Penyebab :
Cendawan, umumnya jenis Erysiphaceae. Cendawan ini merupakan parasit obligat penyebab penyakit tepung. Beberapa jenis yang termasuk dalam cendawan ini adalah Podospharae leucotricha (cendawan pada apel); Erysiphe cichoraecearum (cendawan pada mangga); dan Oidium sp (cendawan pada rambutan, jeruk). Cendawan tersebut terinfeksi ke dalam jaringan bunga di sekitar lapisan epidermis. Hal ini dilakukan oleh haustoria yang terbentuk pada miselia. Konidia yang terbentuk mudah terpencar oleh angin.

Pengendalian :
Sanitasi kebun, pengembusan tepung belerang, pemberian fungisida untuk mencegah dan mengendalikan penyakit.

Semoga Bermanfaat..:)

Jumat, 26 Maret 2010

Plant Nutrient Type Visual symptom

Nitrogen
Deficiency : Plant Nutrient Type Visual symptoms Nitrogen Deficiency Light green to yellow appearance of leaves, especially older leaves; stunted growth; poor fruit development.
Excess : Dark green foliage which may be susceptible to lodging, drought, disease and insect invasion. Fruit and seed crops may fail to yield.

Phosphor

Deficiency : Symptoms include poor growth, and leaves that turn blue/green but not yellow—oldest leaves are affected first
Excess :Excess phosphorus may cause micro nutrient deficiencies, especially iron or zinc.

Potassium
Deficiency : Older leaves turn yellow initially around margins and die; irregular fruit development.
Excess :Reduced growth or death of growing tips; blossom-end rot of tomato; poor fruit development and appearance.

Calcium
Deficiency : stunted plant growth, on young leaves or curling of the leaves, and eventual death of terminal buds and root
Excess :Excess calcium may cause deficiency in either magnesium or potassium

Magnesium
Deficiency :Initial yellowing of older leaves between leaf veins spreading to younger leaves; poor fruit development and production.
Excess :High concentration tolerated in plant; however, imbalance with calcium and potassium may reduce growth.

Sulphur
Deficiency : Initial yellowing of young leaves spreading to whole plant; similar symptoms to nitrogen deficiency but occurs on new growth.
Excess :Excess of sulfur may cause premature dropping of leaves.

Iron
Deficiency : Initial distinct yellow or white areas between veins of young leaves leading to spots of dead leaf tissue.
Excess : Possible bronzing of leaves with tiny brown spots.

Manganese
Deficiency : Interveinal yellowing or mottling of young leaves.
Excess :Older leaves have brown spots surrounded by a chlorotic circle or zone.

Zink

Deficiency: Interveinal yellowing on young leaves; reduced leaf size.
Excess : Excess zinc may cause iron deficiency in some plants.

Boron
Deficiency : Death of growing points and deformation of leaves with areas of discoloration.
Excess : Leaf tips become yellow followed by necrosis. Leaves get a scorched appearance and later fall off.